JAKARTA, -(Puspen TNI). Code For Unplanned Encounters At Sea (CUES) dan Guidelines For Air Military Encounters (GAME) penting untuk mengatur permasalahan dan kejadian antara kapal dan pesawat militer satu negara dengan negara yg lain agar tidak meningkatkan ketegangan antara kedua negara serta menegaskan kembali komitmen menyelesaikan perselisihan melalui cara damai tanpa menggunakan ancaman atau penggunaan kekuatan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Internasional yang diakui secara internasional/universal, termasuk Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Demikian disampaikan Kepala Pusjianstralitbang TNI, Brigadir Jenderal TNI A.Z.R. Dondokambey, S.E., M.Han., pada workshop Track II Network of ASEAN Defence and Security Institutions (NADI) Singapura secara virtual melalui video teleconference, bertempat di Auditorium Pusjianstralitbang TNI, Jalan Kebon Sirih No. 42, Jakarta Pusat.
Kapusjianstralitbang TNI juga menyampaikan bahwa CUES dan GAME adalah bagian dari Confidence Building Measures (CBMs) sebagai suatu instrument dalam hubungan Internasional untuk menekan, mencegah, atau menyelesaikan ketidakpastian diantara negara yang bermasalah atau berpotensi bermasalah.
Baca juga:
Kasal Resmikan Monumen KRI Nanggala-402
|
"CBMs dirancang untuk mencegah eskalasi permusuhan dan membangun rasa saling percaya, sehingga pelaksanaan CBMs menjadi suatu keharusan demi tercapainya stabilitas keamanan regional", tegas Kapusjianstralitbang TNI.
Workshop digelar selama dua hari (20 s.d. 21Juli 2022) dihadiri oleh 13 lembaga think-tank pertahanan dari 10 Negara Anggota ASEAN, dengan Singapura sebagai tuan rumah dan diselenggarakan oleh S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University (NTU). Bertindak sebagai Ketua Sidang (Chairman), adalah mantan Sekretaris Jenderal ASEAN, Ambassador Ong Keng Yong, yang kini menjabat Executive Deputy Chairman, RSIS.